13 July 2021
Jakarta, 13 Juli 2021 – PT Nojorono Tobacco International, kerap
disapa Nojorono Kudus, dikenal sebagai salah satu perusahaan di bidang
IHT yang saat ini menduduki posisi kelima terbesar di Indonesia. Pada 13
Juli 2021, Nojorono Kudus perdana melakukan ekspor produknya. Itikad
ekspor merupakan wujud sambutan baik Nojorono Kudus terhadap himbauan
kebijakan pemerintah. Seperti dilansir beberapa media, Menkeu, Sri
Mulyani Indrawati mendorong produsen sigaret untuk mulai menggiatkan
ekspor produknya.
Selain sebagai respon terhadap kebijakan
pemerintah, rencana ekspor juga merupakan salah satu langkah lanjutan
Nojorono Kudus menyikapi situasi pandemi. Langkah strategis diputuskan
guna menyiasati keberlangsungan perguliran roda bisnis serta
kesejahteraan pekerja. Stefanus JJ Batihalim, President Director PT
Nojorono Tobacco International memaparkan rencana ekspor,
“Tahun lalu
di saat banyak perusahaan merumahkan pekerjanya akibat pandemi, kami
berupaya keras menjamin keberlangsungan lapangan kerja dan roda
perekonomian, dengan melahirkan produk baru. Tahun ini, kami lanjutkan
strategi bisnis perusahaan dengan memperluas jangkauan pasar melalui
ekspor. Kebijakan strategis tentunya tidak hanya menjadi solusi bisnis
bagi perusahaan, namun harus berdampak baik bagi para pekerja” Kebijakan
ekspor ditempuh dengan melihat besarnya potensi pangsa pasar konsumen
di mancanegara serta sebagai salah satu upaya menyiasati kenaikan tarif
CHT tahun ini yang mencapai angka rata -rata 12,5%. Arief Goenadibrata,
Managing Director PT Nojorono Tobacco International mengemukakan,
”Kenaikan
CHT berakibat pada kenaikan harga yang menekan daya beli masyarakat.
Kami berinisiatif mengambil langkah strategis dengan memperluas
jangkauan pasar hingga ke mancanegara yang dinilai memiliki potensi
besar. Tahap awal dimulai dengan membidik pasar Asia, khususnya konsumen
Indonesia yang tinggal disana. Namun, tidak menutup peluang untuk
perluasan ke negara lainnya di masa mendatang” Sigaret
kretek menjadi salah satu identitas khas Indonesia dan saat ini hanya
diproduksi oleh produsen sigaret Indonesia. Produk ekspor perdana PT
Nojorono Tobacco International jatuh pada kategori Sigaret Kretek Mesin
Mild (SKMM); Clas Mild. Produk sigaret LTLN (
Low Tar Low Nicotine)
unggulan yang diluncurkan perdana pada tahun 2003 ini, sempat menduduki
peringkat kedua penjualan terbaik kategori SKMM dalam kurun waktu yang
singkat.
Mengenai pilihan produk eskpor, Arief menjelaskan bahwa
konsistensi Nojorono Kudus dalam prosedur pemilihan dan penggunaan
bahan baku terbaik di setiap produknya, melandasi pertimbangan kuat
dalam kebijakan ekspor.
“Keseimbangan kualitas dan cita rasa yang
memenuhi standar higienis dan freshness of product, selalu menjadi
prioritas utama kami. Clas Mild merupakan produk sigaret kretek, yang
sejak awal diluncurkan memenuhi standar kualitas ekspor. Besar harapan
kami, produk ini diterima dengan baik dan dapat memenuhi kebutuhan
konsumen Indonesia yang rindu cita rasa khas tanah air”, pungkasnya.
Bea
Cukai Kudus memberikan apresiasi dan sambutan baik terhadap ekspor
perdana Nojorono, Agus Saptari - Kasi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai II
menyampaikan,
“Keberhasilan ekspor perlu diapresiasi, selain menambah
devisa juga menjadi prestasi sejalan dengan program pemerintah dalam
Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN)”Agus menambahkan,
“Sebagai
institusi pemerintah yang diamanahi tugas dan fungsi di bidang cukai,
Bea Cukai Kudus siap menjadi mitra kerja Nojorono. Berkomitmen dan
bertekad kuat memberikan layanan prima dan memuaskan, bersih dari
korupsi dan segala pungutan, Selamat atas pelaksanaan ekspor perdana
untuk Nojorono, harapannya ekspor diperluas untuk negara lainnya.”
«
Back